Saturday, November 26, 2016

BAGAIMANA MENGATASI PERASAAN BENCI DAN SEBAB-SEBABNYA

Assalammualaikum dan terima kasih kepada yang sudi singgah di blog saya yang tidak seperti nya ini. Saya ingin berkongsi sedikit ilmu pengetahuan yang mungkin kita semua tahu tapi diabaikan kerana kesibukan kerja dan tugas seharian. Perasaan seperti tajuk diatas sememangnya wujud dalam diri kita sejak azali lagi tidak terkecuali, selagi manusia dinamakan manusia.

RASULULLAH S.A.W. bersabda: "Janglah kamu saling memutuskan tali persaudaraan, membelakangi, membenci, dengki dan jadilah kamu bersaudara, sebagaimana Allah memerintahkan kamu." (Hadis riwayat Muslim).

Memutuskan tali persaudaraan, membelakangi, membenci dan dengki dan makna-makna yang sama dengan nya dan lafaz-lafaz yang ada dimasyarakatkan kita seperti menjadi kebiasaan dalam kehidupan seharian. Kita melihat orang ini bermusuhan dengan ini, itu memusuhi saudaranya dan ini memaki bapa atau ibunya.


Hai orang-orang Muslim! Jangan hancurkan dirimu, jangan fitnah agamamu dan jangan rendahkan martabat. Tidak ada perbezaan diantara orang dan bukan Arab, melainkan takwa dan amal Soleh. Sebelum kamu bertambah buruk dengan sikap rasa benci dan berubah menjadi permusuhan yang berdosa, atau kedengkian yang menenggelamkan, maka Rasulullah sangat menekankan dalam sabdanya yang berbunyi: "Tidak berhak bagi seorang mukmin tidak mengajak temannya berbicara lebih tiga hari. Jika tiga hari telah berlalu, maka temuilah dia, kemudian ucapkan salam kepada nya. Jika dia telah menjawab salam, sungguh kedua-duanya telah bersekutu dalam pahala. Dan jika dia tidak menjawab salam, sungguh enggan disebabkan dosa dan si Muslim telah keluar dari tidak mengajak temannya berbicara."

Angkatlah gagang telefon dan bersegeralah berdamai dengan orang yang kamu musuhi. Sambungkanlah tali persaudaraan yang telah terputus, kumpulkan sesuatu yang telah hancur, sehingga hari-hari, bulan-bulan dan tahun-tahun tidak berlalu disebabkan mu.

Kuatkanlah tali kekang dirimu dan serahkanlah keselamatan mu melalui jalan yang ditunjuk oleh Rasulullah: "Barang siapa yang ada disisinya kezaliman terhadap saudaranya, maka halalkanlah. Sesungguhnya disana tidak ada dinar dan dirham yang sebelumnya telah diambil kebaikan nya untuk saudaranya. Jika tidak ada lagi baginya kebaikan, maka diambil kejahatan saudaranya, kemudian diberikan kepadanya."

Allah s.w.t. bersabda maksudnya,
"Dan jauhilah mereka dengan cara yang baik."  (Al-Muzammil: 10)

Apabila kamu telah bermusuhan bersama seseorang, maka sepanjang permusuhan itu kamu tidak berbicara dengannya, kamu merendahkan martabat nya atau menyebarkan aibnya, maka hendaklah kamu kedepankan pandangan mata mu meriwayatkan Abu Dzar, ketika seorang lelaki memakinya.
Kemudian beliau berkata kepadanya: "Hai kamu! Janganlah kamu tenggelam disebabkan memaki kami dan meninggalkan perdamaian. Sesungguhnya kami tidak dapat menyeimbangkan dengan orang yang telah bermaksiat kepada Allah terhadap kami disebabkan lebih besarnya kami mentaati Allah.
Lakukanlah tidak berbicara dengan temanmu dengan cara yang baik. Dan ketika seseorang ingin berbicara kepadamu, namun dengan perkataan yang tidak sesuai, maka bersabarlah, sebagaimana

Allah s.w.t. bersabda yang bermaksud,

" Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. ".  (Al-Ma'arij: 5)

Sandarkanlah dirimu kepada Allah yang akan melakukan sesuatu setelah itu.

pada suatu hari, seorang lelaki berkata kepada Amru bin Ash: "Demi Allah! Aku akan mengakhiri persaudaraanmu!" kemudian Amru bin Ash berkata: "Di sana! Aku sedang sibuk." Dia berkata: "Kamu sedang mengancamku! Demi Allah, jika kamu berbicara kepadaku hanya sekali, maka aku akan berbicara kepadamu sepuluh kali." Kemudian Amru bin Ash: "Kamu demi Allah, jika kamu berbicara kepadaku sepuluh kali, maka aku tidak akan berbicara kepadamu walaupun sekali."

Ketika perdamaian sudah terjadi dan hati sudah kembali bersalaman sebelum tangan, maka peliharalah adab. Allah s.w.t. berfirman maksudnya,

"Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik."   (Al-Hijr: 85).

No comments:

Post a Comment